Sinopsis :

Kata Marga telah dikenal dalam bahasa sanskrit, marga yang berarti “jalan”, dan “karena”, dan dalam bahasa pali dipergunakan kata “Magga” kata Marga. Istilah marga ditemukan dalam piagam-piagam sultan palembang sejak abad ke-18. memasuki kemerdekaan kata marga diamanatkan mendapat jaminan eksistensisal dalam penjelasan pasal 18 UUD 1945 sebagai selfbestuuren de lanschappen dan volksgemenschappen, dengan makna sosial politik, dan diterapkan sebagai sistem pemerintahan yangberlaku diluar kota Palembang. Lembagasebagai sistem pemerintahan ini dibubarkan tahun 1983. sebagai suatu kawasan hunian permanen, dibuatlah batas-batas wilayah dengan mempergunakan batas-batas yang berpatokan pada gejala alam seperti sungai, risan, dataran tinggi, pohon, hutan, dan sebagainya. dalam suatu kelompok tinggal satu rumpun atau lebih komunitas yang berasal dari puyang tertentu. hubungan antara masyarakat dengan alam lingkungan, terasa sangat erat. pada masa ini, solidaritas sosial menemukan basisnya yang lebih konkret, yaitu kesamaan asal-usul, kesamaan tempat tinggal, dan kebersamaan dalam bermukim. ikatan solidaritas itu selanjutnya dipergunakan untuk fungsi-fungsi yang lebih positif seperti petahanan, kerja sama dalam mengatasi keperluan baik yang bersifat sehari-hari, keperluan berladang, berburu, penangkapan ikan, maupun upacara-upacara yang berkaitan dengan siklus hidup seperti kelahiran, perkawinan dan kematian.